Peta konsep Prakarya Kelas 9 Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2018 untuk materi Budidaya Ikan Hias tampak pada skema berikut.
Uraian materi pokok Budidaya Ikan Hias yang kedua, yaitu tentang Komoditas Ikan Hias tersaji di bawah ini.
Komoditas Ikan Hias
Indonesia memiliki banyak jenis ikan hias air tawar. Menurut catatan Kementerian Kelautan dan Perikanan, saat ini terdapat lebih kurang dari 1.100 spesies ikan hias air tawar yang diperdagangkan secara global.
Dari jumlah itu, Indonesia memiliki 400 spesies, tetapi hanya 90 spesies yang dibudi dayakan secara luas oleh masyarakat. Ikan hias air tawar mempunyai beberapa kelebihan, terutama dari kemudahan budi dayanya.
Banyak jenis ikan hias air tawar dapat dibudidayakan dengan teknologi dan fasilitas yang sederhana, sehingga dapat diusahakan dalam skala rumah tangga mikro kecil sampai besar sekalipun.
Hal ini berbeda dengan ikan hias air laut, selain lebih sulit biasanya memerlukan fasilitas yang lebih mahal.
Oleh karena itu, ikan hias air laut masih didominasi oleh hasil tangkapan di perairan laut umum. Ikan hias air tawar sebagian besar diproduksi untuk memenuhi kebutuhan hobi dan sebagian lagi untuk kepentingan penelitian.
Beberapa jenis ikan hias air tawar asal Indonesia yang menjadi primadona pasar, diantaranya arwana dan cupang. Indonesia juga berhasil mendomestikasi ikan impor seperti koki, koi, discus dan guppy.
Berikut ini beberapa jenis ikan hias air tawar bernilai ekonomi tinggi yang paling banyak dicari dan berpotensi untuk dibudidayakan.
1. Koi (Cyprinus Carpio L)
Koi pertama kali dikembangkan di Jepang. Mereka mengembangkannya dari ikan mas. Koi merupakan ikan hias air tawar untuk dipelihara di kolam bukan akuarium.
Daya tarik ikan koi adalah memiliki warnawarni yang menarik dan indah. Ikan koi juga memerlukan ruang gerak yang luas serta mudah dikembangbiakan.
2. Cupang (Betta sp.)
Ikan Cupang merupakan salah satu jenis ikan air tawar endemik Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya.
Habitat asli ikan ini adalah rawa-rawa di daerah tropis. Ikan cupang sanggup hidup dalam volume air yang sedikit dan oksigen yang minim. Cupang dapat disimpan dalam toples terbuka yang tidak beraerasi.
Cupang dipelihara sebagai ikan hias dan ikan aduan. Selain warna sisik dan siripnya yang berkilauan, juga sangat memiliki sifat agresif.
Cupang bisa merobek-robek sesamanya dalam pertempuran yang berlangsung berjam-jam lamanya. Ikan cupang sangat mudah dibudidayakan dalam berbagai skala rumah tangga.
Budidaya cupang relatif mudah karena tidak memerlukan tempat yang luas dalam proses pemijahannya. Ikan ini berkembang biak dengan cara bertelur dan telurnya menempel pada substrat seperti akar tanaman,daun-daun dan serabut rapia.
Berdasarkan bentuk siripnya, cupang dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Halfmoon (setengah bulan)
Cupang jenis ini memiliki sirip dan ekor yang lebar dan simetris menyerupai bentuk bulan setengah. Jenis cupang ini pertama kali dibudi daya di Amerika Serikat oleh Peter Goettner pada Tahun 1982.
b. Crowntail (ekor mahkota) atau serit
Cupang jenis ini mempunyai sirip dan ekor yang menyerupai sisir sehingga dinamakan serit
c. Plakat halfmoon
Bentuk badannya hampir mirip dengan cupang laga tapi jenis plakat halfmoon mempunyai ekor dan sirip yang lebih indah.
3. Arwana (Scleropages sp.)
Arwana merupakan salah satu jenis ikan endemik, di Indonesia banyak ditemukan di perairan air tawar Kalimantan dan Papua.
Dahulu, ikan arwana didapat dari perburuan di alam bebas, tetapi saat ini sudah bisa dibudi dayakan di kolam-kolam
Arwana merupakan salah satu ikan hias air tawar yang bernilai ekonomi tinggi. Harga per ekornya untuk ukuran kecil bisa mencapai jutaan rupiah dari jenis-jenis tertentu. Sentra produksi ikan arwana terdapat di Kalimantan dan Sumatera.
4. Ikan Mas Koki (Carrasius Auratus)
Mas koki masih satu keluarga dengan ikan mas. Mas koki pertama kali dikenal sebagai ikan hias di Cina, tetapi yang mempopulerkan ikan koki ke seluruh dunia adalah bangsa Jepang. Dari negeri ini, koki menjadi semakin variatif dengan berbagai warna dan bentuknya.
Mas koki sudah lama dibudi dayakan secara luas di Indonesia. Sentra produksi koki terbesar ada di Tulung Agung, Jawa Timur.
Tulung Agung memproduksi lebih dari 55 juta ekor ikan mas koki setiap tahun, sebagian besar ditujukan untuk pasar domestik dan sebagian kecil untuk ekspor. Meskipun harga per ekornya relatif murah, ikan ini mudah dibudi dayakan secara massal.
5. Guppy (Poecilia Reticulate )
Guppy berasal dari wilayah Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Guppy sangat mudah beradaptasi sehingga cepat meluas penyebarannya serta mudah dibudi dayakan.
Saat ini, guppy dapat ditemukan di berbagai perairan air tawar di Indonesia. Ikan guppy bereproduksi secara internal dan melahirkan anak yang langsung berenang dengan baik.
Dalam satu kali perkawinan dapat menghasilkan 3 kali kelahiran dalam waktu tiga minggu, dimana 1 ekor indukan betina dapat menghasilkan ± 60 burayak.
6. Louhan (Kelompok Chiclid)
Louhan dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Flowerhorn cichlid tidak ditemukan di alam bebas. Ikan hias air tawar ini merupakan hasil persilangan dari berbagai jenis ikan Cichlid. Louhan pertama kali dikembangkan di Malaysia.
Banyak orang menyukai jenis ikan ini karena warna sisik dan benjolan dikepalanya. Selain di Malaysia, juga dikembangkan di Taiwan, kemudian menyebar ke berbagai negara.
Louhan mempunyai sifat agresif dan jika di lepas ke perairan umum dapat menjadi predator jenis ikan lainnya.
7. Discus (Symphysodon Discus)
Discus berasal dari perairan Amazon, disebut discus karena bentuknya seperti piringan (disk) dengan warna-warni yang atraktif. Sifat ikan ini sangat tenang dan gerakannya lambat sehingga disebut raja akuarium.
Ukuran yang paling besar bisa mencapai diameter 15 cm.. Discus cocok dikembangbiakan di wiliyah iklim tropis dengan suhu air 25-30 derajat celcius, pH 6-6,5 dan kesadahan 3-5 dH.
Untuk pemeliharaan dalam akuarium perlu ketelatenan karena mudah stress jika kualitas air akuarium berubah.
Secara global perdagangan komoditas ikan hias air tawar jauh lebih besar dari ikan hias air laut, yakni mencapai 85%. Hal ini terjadi karena ikan hias air tawar dapat dibudidayakan, sedangkan ikan hias air laut hanya berasal dari hasil tangkapan, serta masih terbatas untuk dibudidayakan.
Permintaan ikan hias air tawar semakin meningkat. Pada beberapa dasawarsa kebelakang, Indonesia hanya mengekspor ikan hias ke Singapura.
Dari Singapura, ikan-ikan ini diekspor lagi ke berbagai negara, namun saat ini, ekspor Indonesia sudah menembus 60 negara dengan nilai produksi lebih dari 50 juta dolar AS (meningkat ± 9% per tahunnnya).
Indonesia pun selalu menjadi 5 besar eksportir ikan hias terbesar dunia. Dari sisi keragaman, terdapat lebih dari 300 jenis ikan hias air tawar maupun laut yang menjadi kamulan ekspor.
Ikan hias yang layak ekspor biasanya diseleksi berdasarkan enam kriteria, yakni ukuran, jenis ikan, keseragaman, keunikan bentuk dan warna, bebas penyakit dan daya adaptasi terhadap lingkungan. Jenis-jenis ikan hias laut yang di ekspor warna-warna yang mencolok, antara lain
1. Blue Tangs
Blue Tang atau di Indonesia biasa disebut dengan nama Lettersix atau Dori adalah ikan yang indah untuk akuarium air laut. Lettersix membutuhkan banyak ruang untuk berenang. Lettersix adalah ikan karang yang mendiami kedalaman hingga 40 meter.
Ikan ini lebih menyukai arus deras pada daerah terumbu ke arah laut. Spesies ini harus pelihara dalam akuarium, dengan diberi cukup banyak batu karang dan volume air yang banyak.
2. Yellow Tangs
Yellow Tangs adalah jenis ikan herbivora yang berasal dari Hawaii, Amerika Serikat. Yellow Tangs populer di pelihara di akuarium. Yellow tangs merupakan ikan yang cukup tangguh dan tidak mudah terjangkit penyakit white spot.
Ikan yang terbilang berukuran kecil ini memerlukan ruang gerak yang luas karena dapat berenang puluhan kilo meter setiap harinya untuk mencari makan.
3. Clownfi sh (Badut)
Ikan badut atau clownfi sh merupakan salah satu jenis ikan hias yang banyak. Ikan ini hidup pada daerah perairan tropis dangkal dan bersimbiosis dengan anemon sebagai habitatnya.
Ikan badut tergolong jenis ikan omnivora, memakan larva crustacea, parasit pada anemon dan alga, dikenal agresif dalam menjaga teritorinya.
4. Butterfly Fish
Butterfly f sh atau ikan kupu-kupu adalah kelompok ikan laut tropis dengan warna yang mencolok, kebanyakan ditemukan di daerah terumbu karang perairan Atlantik, Hindia dan Samudra Pasifik, terdapat sekitar 120 spesies yang tersebar 10 negara.
Butterfly fish sebagian besar berukuran berkisar antara 12 cm sampai 22 cm. Spesies terbesar berasal dari butterfl y fi sh berlapis dan butterfly f sh pelana, tumbuh sampai 30 cm (12 inch).
Ikan ini memiliki pola warna yang sama terlihat pada sayap kupu-kupu, bentuk tubuh lateral sempit dan mudah terlihat saat berada di habitat terumbu karang. Butterfly fish memiliki sirip menyambung dengan sirip ekor yang membulat.