Monday 9 November 2009

1 comments
AKHIRNYA KANCING ITU TERLEPAS

Saat-saat yang tak mengenakan itu akhirnya datang juga, mau tidak mau, rela ataupun tidak, aku harus terima kehilangan sebuah kancing yang beberapa waktu terkahir ini menempel erat dalam pakaian kehidupanku. Kancing yang selalu kupertahankan. Setiap kali ia akan terlepas aku berusaha untuk menjahit kembali dengan benang-benang kesetiaan, ketulusan dan kepercayaan. Dengan penuh kesabaran ku cari dan kukumpulkan helai demi helai benang itu dan Tak ada kata menyerah untuk merajut benang-benang itu menjadi sebuah tali kuat yang dapat mengikatnya. Aku tak pedulikan lagi, walaupun untuk mengumpulkannya aku harus mengemis, atupun mengais-ngais, karena dalam benakku hanya ada kata mempertahankan kancing-kancing itu agar tetap berada pada tempatnya.

Tapi kenyataan berkata lain, kancing itu akhirnya terlepas juga dan rasanya begitu sakit, perih, dan sesak. Kombinasi rasa yang belum pernah aku rasakan dan aku bayangkan sebelumnya. Sakitnya melebihi hujaman tombak yang menusuk jantung, perihnya melebihi sembilu yang mengiris hati, dan sesak yang kurasakan melebihi sesak berada diruang hampa. Aku limbung, aku goyah dan akhirnya terpuruk. Kedua kaki ku gontai tak kuat menopang tubuh besarku. Tubuhku lemas seakan tanpa tulang, hanya seogok daging tanpa penyanggah. Jiwakupun pergi meninggalkan raga yang tergeletak lemah tanpa daya, menyesali hilangnya kancing yang selama ini melekat pada pakaianku.

Lama aku terpuruk tak berdaya, menyesali tanpa dapat berbuat apapun. Hingga akhirnya seseorang datang menghampiriku, membuka mata hatiku, menyadarkanku, menyuruhku untuk bangun dari tidur panjangku. Memberikanku semangat agar aku bangkit dari keterpurukan yang telah meninabobokanku. Dia mengingatkan ku, kalau selama ini aku melupakan sesuatu dan ternyata itu merupakan benang yang terpenting agar aku tak terluka.

Ya…. Aku lupa merajut benang keiklasan dan ketawakalan. Aku lupa mengikut sertakan mereka dalam rajutan tali yang kubuat untuk mengikat kancing-kancing itu. Sebuah benang yang lentur, lembut dan kuat. mereka mengikat erat tapi tak menyakitkan, dan membuatnya terasa nyaman, kuat bukan berati tak dapat diputuskan. Bukan pula merekatkan kancing itu untuk selamanya. Tapi dengan kelenturanya mereka akan mengajari dan menjadikan kita siap melepaskan kancing tersebut. Dan dengan kelembutannya mereka akan meredakan rasa sakit, saat kancing-kancing yang lain terlepas.



Ya Tuhan… berikan kemudahan bagiku untuk dapat menemukan benang keiklasan dan ketawakalan itu. Agar aku bisa mengayam sebuah tali yang kuat, lentur dan lembut yang akan kugunakan untuk mengikat kancing-kancing pada pakaian kehidupanku dan tidak terasa sakit lagi saat kancing itu harus terlepas kembali suatu saat nanti.

1 comment:

Admin said...

Ngetes komen gan...